Home Pertandingan Klasik Klasik yang Tak Pernah Pudar : Menelusuri Rivalitas Manchester Derby
Pertandingan Klasik

Klasik yang Tak Pernah Pudar : Menelusuri Rivalitas Manchester Derby

Share
Share

Dalam dunia sepak bola, ada pertandingan yang lebih dari sekadar perebutan tiga poin—pertandingan yang melibatkan kebanggaan, sejarah, dan persaingan abadi. Salah satunya adalah Manchester Derby, duel panas antara dua klub raksasa asal kota Manchester, yaitu Manchester United dan Manchester City. Pertemuan kedua tim ini selalu sarat dengan drama, tensi tinggi, dan momen-momen bersejarah yang menjadikannya salah satu rivalitas terbesar dalam sepak bola Inggris.

Bagaimana persaingan ini berkembang dari era ke era? Apa yang membuat Manchester Derby begitu spesial? Mari kita telusuri sejarah panjang dan intensitas yang menjadikan duel ini klasik yang tak pernah pudar.

1. Awal Rivalitas: Lahirnya Derby Manchester

Rivalitas antara Manchester United dan Manchester City sudah dimulai sejak akhir abad ke-19, ketika sepak bola Inggris masih dalam tahap awal perkembangannya. Kedua klub berasal dari kota yang sama, tetapi memiliki latar belakang sosial yang berbeda.

  • Manchester United (didirikan 1878, awalnya bernama Newton Heath) dikenal sebagai klub pekerja industri kereta api dan menarik banyak dukungan dari kelas pekerja di daerah utara dan barat kota Manchester.
  • Manchester City (didirikan 1880 sebagai St. Mark’s, kemudian Ardwick, dan akhirnya menjadi Manchester City pada 1894) lebih dekat dengan kelas menengah dan menarik dukungan dari daerah timur kota.

Pertandingan pertama antara kedua tim terjadi pada 12 November 1881, ketika Newton Heath menghadapi St. Mark’s. Namun, rivalitas ini benar-benar mulai terbentuk setelah City dan United mulai saling berhadapan di kasta tertinggi sepak bola Inggris pada awal abad ke-20.

2. Era Awal: Dominasi Bergantian dan Persaingan Kota Manchester

Pada awal abad ke-20, Manchester City lebih dulu meraih kejayaan dengan memenangkan Piala FA 1904, yang menjadikan mereka klub pertama dari Manchester yang memenangkan trofi besar. Namun, pada tahun 1906, skandal keuangan mengguncang City, menyebabkan banyak pemain mereka hengkang ke Newton Heath (yang telah berubah nama menjadi Manchester United).

Manchester United kemudian bangkit dan memenangkan gelar liga pertamanya pada tahun 1908, diikuti oleh Piala FA 1909 dan gelar liga kedua pada tahun 1911. Periode ini menjadi titik awal pergeseran kekuatan di Manchester.

Sementara itu, Manchester City terus berkembang sebagai klub yang selalu menantang United, dengan filosofi permainan yang lebih menyerang dan menarik lebih banyak penggemar dari berbagai lapisan masyarakat di kota tersebut.

3. Kebangkitan Manchester United di Era Sir Matt Busby

Pasca Perang Dunia II, Manchester United memasuki era kejayaan di bawah kepemimpinan Sir Matt Busby. Klub ini berkembang menjadi salah satu tim terbaik di Inggris dan Eropa, terutama setelah memenangkan gelar Liga Inggris pada 1952, 1956, dan 1957.

Namun, tragedi terjadi pada Munich Air Disaster 1958, yang menewaskan delapan pemain United dan mengguncang dunia sepak bola. Manchester City bahkan menjadi salah satu klub yang memberikan bantuan kepada United dalam masa sulit ini, menunjukkan sisi lain dari rivalitas mereka yang penuh dengan rasa hormat.

Meski demikian, United kembali bangkit dan menorehkan sejarah dengan menjadi klub Inggris pertama yang memenangkan Piala Champions Eropa (sekarang Liga Champions) pada tahun 1968.

Sementara itu, Manchester City memenangkan gelar Liga Inggris 1967-68, yang menandai awal kebangkitan mereka sebagai pesaing serius United. Mereka juga memenangkan Piala FA 1969 dan Piala Winners Eropa 1970.

4. Era Ferguson: Dominasi Manchester United dan Kejatuhan City

Pada tahun 1986, Sir Alex Ferguson datang ke Manchester United dan membawa revolusi yang mengubah klub ini menjadi kekuatan dominan di Inggris selama lebih dari dua dekade. United memenangkan 13 gelar Liga Inggris, 5 Piala FA, dan 2 Liga Champions di bawah kepemimpinannya.

Di sisi lain, Manchester City mengalami masa sulit, bahkan terdegradasi ke divisi kedua pada 1996. Hal ini membuat Manchester Derby kehilangan tensinya karena City tidak lagi menjadi ancaman serius bagi United.

Namun, rivalitas tetap membara di antara para suporter. Bahkan ketika City bermain di divisi bawah, mereka tetap menjadi ancaman bagi United setiap kali kedua tim bertemu di piala domestik.

Salah satu momen ikonik dalam periode ini terjadi pada tahun 2002, ketika Shaun Goater mencetak dua gol untuk City dalam kemenangan 3-1 atas United, yang merupakan kemenangan pertama mereka atas rival sekota dalam lebih dari satu dekade.

5. Kebangkitan Manchester City: Era Sheikh Mansour dan Revolusi Biru

Pada tahun 2008, Manchester City dibeli oleh Sheikh Mansour, miliarder asal Abu Dhabi, yang langsung mengubah klub ini menjadi kekuatan baru di Inggris. Dengan dana besar yang diinvestasikan dalam pemain-pemain bintang seperti Carlos Tevez, Yaya Touré, David Silva, dan Sergio Agüero, City mulai mengancam dominasi United.

Puncaknya terjadi pada 2011-12, ketika City memenangkan Liga Inggris dengan cara yang dramatis. Mereka mengalahkan QPR 3-2 dalam laga terakhir musim tersebut berkat gol legendaris Sergio Agüero di menit ke-93:20, yang mengunci gelar pertama mereka setelah 44 tahun.

Momen ini semakin menyakitkan bagi United karena mereka kalah dalam perebutan gelar dengan selisih hanya selisih gol, meskipun memiliki jumlah poin yang sama dengan City.

Sejak saat itu, Manchester City semakin kuat di bawah manajer Pep Guardiola, memenangkan beberapa gelar Liga Inggris dan trofi domestik lainnya, serta akhirnya menjuarai Liga Champions pada tahun 2023, menandai puncak kejayaan mereka.

6. Manchester Derby di Era Modern: Persaingan yang Masih Membara

Saat ini, Manchester Derby bukan hanya duel antara dua klub dari kota yang sama, tetapi juga menjadi pertemuan antara dua tim dengan filosofi permainan yang berbeda:

  • Manchester United yang masih mencoba menemukan kembali kejayaan mereka setelah era Sir Alex Ferguson.
  • Manchester City yang kini menjadi tim yang mendominasi sepak bola Inggris dan Eropa di bawah kepemimpinan Pep Guardiola.

Duel antara kedua tim ini selalu menyajikan pertarungan yang penuh gairah, baik di Liga Inggris, Piala FA, maupun kompetisi Eropa. Beberapa momen tak terlupakan dari derby modern termasuk:

  • Kemenangan 6-1 City di Old Trafford (2011), yang menandai pergeseran kekuatan di Manchester.
  • Gol spektakuler Wayne Rooney (2011) melalui tendangan salto yang menjadi salah satu gol terbaik dalam sejarah Premier League.
  • Dominasi City dalam beberapa musim terakhir, di mana mereka sering mengalahkan United dalam perburuan gelar Liga Inggris.

7. Rivalitas yang Tak Akan Pernah Mati

Manchester Derby adalah salah satu rivalitas paling bersejarah dalam sepak bola dunia. Dari duel klasik di awal abad ke-20 hingga persaingan ketat di era modern, Manchester United dan Manchester City selalu menghadirkan pertandingan yang penuh emosi, gairah, dan drama.

Meski kini City lebih dominan, Manchester United tetap menjadi klub dengan sejarah panjang dan basis penggemar yang luar biasa. Rivalitas ini tidak hanya tentang sepak bola, tetapi juga tentang identitas, kebanggaan, dan sejarah panjang dua klub raksasa dari kota Manchester.

Dan satu hal yang pasti: Manchester Derby akan selalu menjadi duel yang dinanti, klasik yang tak pernah pudar.

Share
Related Articles

Derby of the Eternal City – Pertarungan Legendaris yang Memikat Penonton di Seluruh Dunia

Jika kamu seorang penggemar sepak bola, pasti sudah tidak asing lagi dengan...

Pertandingan Klasik Derby Inggris : Perebutan Dominasi yang Tak Pernah Membosankan

Ketika berbicara tentang rivalitas dalam dunia sepak bola, tidak ada yang lebih...

Drama dan Emosi di Old Firm Derby – Laga Klasik yang Selalu Ditunggu

Kalau kamu ngaku pecinta sepak bola – apalagi yang doyan nonton liga...

Derby Paulista – Pertandingan Klasik yang Membawa Semangat dan Kejutan di Setiap Laga

Tidak ada yang bisa mengalahkan atmosfer panas yang tercipta di Derby Paulista,...